Sign In => Facebook:Muhamad ilham Twitter: M_ilham31

Sabtu, 31 Maret 2012

Menghadapi kebosanan dalam mengajar

MENGHADAPI KEBOSANAN YG MENYERANG KALA MENGAJAR

Rasa malas belajar  terkadang timbul. Belum termasuk rasa tidak sabar bila anak didik tidak juga mengerti materi yg diajarkan. Meskipun sudah berkali kali guru menjelaskannya. Selain itu, rasa tidak sabar juga timbul apabila anak didik tidak disiplin dan tidak mendengarkan pada saat kita menjelaskan. Dan, ketika ditanyakan kembali, ia tidak bias menjawabnya. Kalau sudah demikian, kita tidak tahu harus berbuat apa.
  meski malas melanda, ketidaksabaran menyerang, sebagai seorang guru yg baik kita harus tetap professional. Kita justru ditantang lagi untuk bias mengatasi hal-hal tersebut, demi kompetensi dalammengajar dan mendidik generasi penerus bangsa ini. Maka dari itu, tercetuslah tips berikut, yg ingin saya share. Siapa tahu bisa berguna kala menghadapi situasi yg sama.
langsung saja yak ke topik kita kali ini, selamat membaca 
J
Tips yg pertama yaitu :





Perbaharui niat dan tujuan dalam mengajar 
 
   Profesi guru adalah salah satu profesi yg paling mulia di jepang, selain dokter,petani atau yg lainya. Itu karena guru akan menentukan nasib suatu bangsa di kemudian hari. Gurulah yg mendidik dan menciptakan generasi yg bias menjadi hebat dalam moral dan iptek, atau malah sebaliknya, menjadi generasi yg bobrok moralnya dengan penguasaan iptek yg nol besar.
   Oleh karenanya niat dan tujuan seorang guru dalam mengajar tidak melulu untuk menjejali anak didik dengan pengetahuan. Guru juga harus mendidik murid agar baik moralnya. Itulah tugas guru yg paling utama yaitu mendidik manusia menjadi manusia yg baik dalam segi moral,spiritual,ilmu dan pengetahuan serta kemampuan mengahadapi suatu masalah dalam kehidupan nyata (life skill).
   
Tugas yg cukup berat bukan? Berat, namun amat mulia. Dengan tugas tersebut, sudah sewajarnyalah bila seorang guru sebelum berangkat mengajar disekolah memperbaharui dan meluruskan niatnya. Maka seyogyanya seorang guru harus membuang jauh-jauh keinginan unutk meraih kekayaan semata. Niatkan bahwa menjadi guru hanyalah perpanjangan tugas seorang Nabi untuk mencipta manusia yg baik. 
Dengan niat yg lurus, maka rasa bosan dan jenuh akan lenyap.

Yg kedua :
Kenali anak didik
 Setiap manusia itu unik dan berbeda. Begitu pula dengan anak didik. Gaya belajar masing” anak didik sangatlah berbeda satu dengan yg lainnya. Amaslah mereka yg kurang konsentrasi atau susah menyerap materi ajar yg diajarkan dapat terjadi karena gaya belajar dan gay mengajar guru yg tidak sesuai
   Untuk anak didik yg memiliki gaya belajar visual, dapat menjadi masalah bagi seorang guru yg memiliki gaya mengajar bercerita atau mendongeng. Maka dari itu, sebaiknya guru tersebut juga memiliki alat bantu ajar berupa poster yg menarik atau film kartun yg pasti akan mudah diingat oleh anak dengan karakter belajar seperti ini.
   seperti yg telah dikemukakan oleh Howard Gardner tentang Multiple Intelligence, tentang kecerdasan ganda yg dimiliki setiap orang, maka gaya belajar muridpun akan berbeda beda sesuai dengan tipe kecerdasan yg ia miliki. Tipe kecerdasan ini adalah kecerdasan linguistic atau bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan music,kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan natural
  untuk seorang murid yg memiliki kecerdasan dibidang bahasa,misalnya, maka gaya mengajar unutk murid ini akan berbeda dengan kecerdasan bidang matematika. Begitu seterusnya
Yg ketiga :
Memperbaharui gaya mengajar
   
 gaya monoton guru dalam mengajar, sangat erat terkait dengan rasa bosan dan jenuh dalam mengajar, metode mengajar dengan berceramah monolog (hanya guru yg berbicara dan murid mendengarkan) didepan kelas dengan suara datar dan monoton akan membuat murid bosan dan mengantukJangankan murid, guru itu sendiripun akan mengantuk dan bosan dengan celotehnya sendiri.
   Oleh karena itu, hendaklah kita memperbaharui gaya mengajar. Ceramah monolog sudah ketinggalan jaman dan terbukti tidak mencerdaskan anak didik. Gaya mengajar dengan berdiskusi yg banyak melibatkan murid, justru akan membuat murid lebih mendalami materi ajar. Jika memang materinya cukup berat, seperti sejarah, gaya menerangkan bias diperbaharui dengan gaya dongen kocak. Penjelasan dengan gaya dongeng ini bias dengan membedakan intonasi suara unutk tokoh dalam cerita tersebut, membawa boneka, buku bergambar, dll. dengan demikian, murid tidak akan bosan dengan gaya mengajar kita, dan dijamin tidak akan mengantuk. Rasa bosanpun  hilang.
Dan yg terakhir :
Memperbanyak referensi materi ajar dan cara mengajar yg baik


    
Guru terkadang tidak tahu harus menjawab apa ketika ada anak didik yg bertanya sesuatu hal dalam materi ajar secara mendalam. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya referensi dan penguasaan materi tersebut. Maka perbanyaklah referensi materi ajar. Buku”  lain yg menunjang materiajar dapat diperoleh di toko buku atau diperpustakaan sekolah.

 Mba Novita anggraini

Hmm,, mungkin cuma segitu yg dapat saya sampaikan ,kurang lebihnya saya mohon maaf
akhir kata saya ucapkan terimakasih telah membaca artikel ini 
J

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons